Kamis, 11 Juni 2015

laporan lapangan praktikum hidrologi tentang air danau fakultas pertanian universitas andalas

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
HIDROLOGI PERTANIAN
 OLEH : NAMA : DILLA TRIYANA ASNANDA
 NO. BP : 1310211047
DOSEN : Dr. Ir. DARMAWAN, M.Sc
ASISTEN : SAPPURANDA SIREGAR MAULIA SEPTIZA

 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
 FAKULTAS PERTANIAN
 UNIVERSITAS ANDALAS
 PADANG
2014

 KATA PENGANTAR
 Puji dan syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Praktikum Hidrologi Pertanian. Laporan akhir ini penulis buat untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Hidrologi Pertanian. Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini, kepada dosen mata kuliah Hidrologi Pertanian dan juga rekan-rekan yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini penulis juga mengucapkan terima kasih. Penulis mengakui bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan sehingga penulis menerima kritik dan saran agar ke depannya penulis bisa melakukannya lebih baik lagi.
 Padang, Juni 2014
 Penulis


 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................................i
 DAFTAR ISI .................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
 1.1 Latar Belakang ..............................................................................1
 1.2 Tujuan ...........................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................4
BAB III. BAHAN DAN METODE
 3.1 Waktu dan Tempat........................................................................15
 3.2 Alat dan Bahan..............................................................................15
 3.3 Cara Kerja......................................................................................15
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
 4.1 Hasil...............................................................................................16
 4.2 Pembahasan....................................................................................16
BAB V. PENUTUP
 3.1 Kesimpulan ....................................................................................18
 3.2 Saran ...............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................19


 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
 Air yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah ditemukan dalam keadaan murni. Biasanya air tersebut mengandung zat-zat kimia dalam kadar tertentu, baik zat-zat kimia anorganik maupun zat-zat kimia organik. Apabila kandungan zat-zat kimia tersebut terlalu banyak jumlahnya didalam air, air tersebut dapat menjadi sumber bencana yang dapat merugikan kelangsungan hidup semua makhluk sekitarnya. Kini dengan adanya pencemaran-pencemaran air oleh pabrik maupun rumah tangga, kandungan zat-zat kimia di dalam air semakin meningkat dan pada akhirnya kualitas air tersebut menurun. Oleh karena itu, diperlukan analisa air untuk menentukan dan menghitung zat-zat kimia yang terkandung di dalam air sehingga dapat diketahui air tersebut membahayakan kesehatan, layak tidaknya dikonsumsi maupun sudah tercemar atau belum . Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan denagan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagi kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek pengamatan dan pelestarian sumber daya air harus ditanamkan pada segenap pengguna air. Analsia air termasuk ke dalam kimia analisa kuantitatif karena menentukan kadar suatu zat dalam campuran zat-zat lain. Prinsip analisa air yang digunakan adalah prinsip titrasi dan metode yang digunakan adalah metode indikator warna dan secara umum termasuk ke dalam analisa volumetrik. Hidrologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kejadian, perputaran dan penyebaran air di atmosfer dan di permukaan bumi serta di bawah permukaan bumi. Hidrologi termasuk salah satu cabang ilmu geografi fisik dan sudah mulai dikembangkan oleh para filsuf kuno, antara lain dari Yunani, Romawi, Cina, dan Mesir. Air dianggap sebagai bagian dari unsur utama bersam-sama dengan bumi, udara dan api. Demikian juga Indonesia, pengetahuan tentang air, terutama aliran sungai telah menjadi unsur yang penting dalam merencanakan tata ruang pada zaman Sriwijaya dan Majapahit sesuai dengan perkembangan teknologi dizaman itu. Pengetahuan tentang aliran sungai telah digunakan untuk banyak kegiatan antara lain pertanian, perhubungan, dan bahkan untuk pertahanan Negara. Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi, terjadinya, peredaran dan agihannya, sifat-sifat kimia dan fisiknya, dan reaksi dengan lingkungannya, termasuk hubungannya dengan mahluk-mahluk hidup (International glossary of Hidrologi, 1974). Karena perkembangannya yang begitu cepat, hidrologi telah menjadi dasar dari pengelolaan sumberdaya-sumberdaya air rumah tangga yang merupakan pengembangan, agihan dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya air secara terencana. Banyak proyek di dunia (rekayasa air, irigasi, pengendalian banjir, drainase, tenaga air dan lain-lain) dilakukan dengan terlebih dahulu mengadakan survey kondisi-kondisi hidrologi yang cukup. Secara alami, air di Bumi selalu bergerak hingga terbentuk daur atau siklus hidrologi. Selama dalam perjalanan siklus tersebut, air tidak pernah berhenti, hanya akan tertahan sementara dalam berbagai bentuk dan tempat sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia. Sebelum kita mengetahui tentang Hidrologi terlebih dahulu kita harus mengetahui apa arti dari air itu sendiri. Air adalah sesuatu yang sangat di butuhkan oleh makhluk hidup di bumi. Secara umum banyaknya air yang ada di pelanet ini adalah sama walaupun manusia, binatang, dan tumbuhan banyak menggunakan air untuk kebutuhan hidupnya. Jumlah air di bumi sangat banyak baik dalam bentuk cair, gas, uap, maupun padat/es. Hal ini di karenakan air senantiasa bergerak dalam suatu lingkungan peredaran yang di namakan siklus (daur). Jadi hidrologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang air di permukaan bumi, baik dari segi siklusnya maupun pergerakan air tanah. Di bumi mengalami proses siklus hidrologi, di mana siklus hidrologi merupakan siklus air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer kebumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi,presipitasi,evaporasi, dan transpirasi. Dengan demikian Hidrologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari air mulai saat jatuh di daratan sampai masuk kelautan dan kembali ke atmosfer. Hidrologi melibatkan air permukaan dan air bawah permukaan. Pada proses pemanasan air samudra oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus tersebut dapat berjalan secara kontinu. Debit air limpasan adalah volume air hujan per satuan waktu yang tidak mengalami infiltrasi sehingga harus dialirkan melalui saluran drainase. Debit air limpasan terdiri dari tiga komponen yaitu Koefisien Run Off ( C ), Data Intensitas Curah Hujan (I), dan Catchment Area (Aca).Semakinpadatpenduduknya maka koefisien Run-Offnya akan semakin besar sehingga debit air yang harus dialirkan oleh saluran drainase tersebut akan semakin besar pula. Air permukaan ( run Off) adalah bagian dari curah hujan yang mengalir di atas permukaan tanah menuju ke sungai, danau, dan lautan. Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah ada yang langsung masuk kedalam tanah atau di sebut air infiltrasi. Sebagian lagi tidak sempat masuk kedalam tanah dan oleh karenanya air mengalir di atas permukaan tanah ke tempat ke tempat yang lebih rendah. Ada juga bagian dari air hujan yang telah masuk ke dalam tanah, terutama pada tanah yang hampir atau telah jenuh, air tersebut keluar ke permukaan tanah lagi dan lalu mengalir ke bagian yang lebih rendah. Aliran air permukaan di sebut juga air larian atau limpasan.
 1.2 Tujuan Praktikum
 Pelaksanaan praktek lapangan ini dimaksudkan untuk melatih mahasiswa menerapkan dan membandingkan antara teori yang didapat dibangku kuliah dengan kenyataan yang didapat dilapangan serta tampil memecahkan masalah yang berhubungan dengan mata kuliah Hidrologi Hidrografi, serta diharapkan dapat membentuk dan menumbuhkan sikap cinta lingkungan sekitarnya. Pelaksanaan praktek lapangan ini diharapkan mahasiswa dapat: 1. Mengenal alat dan metode hidrologi dilokasi praktek lapang 2. Mengidentifikasi fenomena hidrologi dilapangan. 3. Menganalisa fenomena run off dilapangan. 4. Mengukur kecepatan arus dan menghitung debit sungai dilokasi praktek di lapangan. 5. Menganalisa ketersediaan air tanah dilokasi praktek lapang. 6. Mengenal cara melakukan survay hidrologi. 7. Membuat suatu analisa tentang prospek hidrologi kaitannya dengan keadaan lingkungan dilokasi praktek lapangan.

 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah yang terdapat di dalam ruang-ruang antara butir-butir tanah yang membentuk itu dan didalam retak-retak dari batuan. Yangterdahulu disebut air lapisan dan yang terakhir disebut air celah (fissure water) (Mori dkk, 1999). Keberadaan air tanah sangat tergantung besarnya curah hujan dan besarnya air yang dapat meresap kedalam tanah. Faktor lain yang mempengaruhi adalah kondisi litologi (batuan) dan geologi setempat. Kondisi tanah yang berpasir lepas atau batuan yang permeabilitasnya tinggi akan mempermudah infiltrasi air hujan kedalam formasi batuan. Dan sebaliknya, batuan dengan sementasi kuat dan kompak memiliki kemampuan untuk meresapkan air kecil. Dalam hal ini hampir semua curah hujan akan mengalir sebagai limpasan (runoff) dan terus ke laut. Faktor lainnya adalah perubahan lahan-lahan terbuka menjadi pemukiman dan industri, serta penebangan hutan tanpa kontrol. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi infiltrasi terutama bila terjadi pada daerah resapan (recharge area) (Usmar dkk, 2006). Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km3air yang terdiri dari 97,5 % air laut, 1,75% berbentuk es, dan 0,73% berada di daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah dan sebagainya. Pemanfaatan air untuk berbagai macam keperluan tidak akan mengurangi kuantitas air yang ada di muka bumi ini, tetapi setelah dimanfaatkan maka kualitasair akan menurun. Air di bumi ini mengulangi suatu sirkulasi yang terus menerus yakni penguapan, persipitasi dan pengaliran keluar (outflow). Air yang ada di permukaan tanah, sungai, danau, dan laut selalu mengalir dan dapat berubah wujud menjadi uap air sebagai akibat pemanasan oleh sinar matahari dan tiupan angin yang kemudian menguap dan mengumpul membentuk awan. Pada tahap ini terjadi proses kondensasi yang kemudian turun sebagai titik-titik hujan atausalju ke permukaan laut atau daratan. Sebelum tiba ke permukaan bumi sebagaian langsung menguap ke udara dan sebagian tiba ke permukaan bumi. Sebagian dari air yang jatuh ke bumi akan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan dimana sebagian akan menguap dan sebagian lagi akanjatuh atau melalui dahandahan mengalir sebagai air permukaan yang kemudian menguap kembali akibat sinar matahari. Sebagian lagi akan masuk ke dalam tanah (infiltrasi), dimana bagian lain yang merupakan kelebihan akan mengisi lekuk-lekuk permukaan tanah, kemudian mengalir ke daerah-daerah yang rendah, masuk ke sungai-sungai dan akhirnya ke laut. Dalam perjalananke laut sebagian akan menguap dan kembali ke udara. Sebagian air yang masuk ke dalam tanah keluar kembali segera ke sungai-sungai (interflow). Sebagian besar akan tersimpan sebagai air tanah (groundwater) dengan mengisi tanah/bebatuan dekat permukaanbumi yang kemudian disebut akuifer dangkal, dan sebagian lagi terus masuk ke dalam tanah untuk mengisi lapisan akuifer yang lebih dalam. Proses ini berlangsung dalam waktuyang sangat lama. Lokasi pengisian (recharge area) dapat jauh sekali dari lokasi pengambilan airnya (discharge area).yang akan keluar sedikit demi sedikit dalam jangka waktu yang lama ke permukaan tanah didaerah-daerah yang rendah (groundwater runoff) limpasan air tanah. Sirkulasi antara air laut dan air darat yang berlangsung terusmenerus secara kontinu ini disebut siklus hidrologi (hydrologic cycle) (Mori dkk, 1999). Siklus ini menunjukan adanya keseimbangan air secara menyeluruh antara air permukaan (sungai, danau, penguapan,dll) dan air tanah dimana volume air yang ada didalamnya tetap kuantitasnya dan dikendalikan oleh radiasi matahari baik yang datang (incoming radiation) maupun yang pergi (outgoing radiation) sehingga disebut siklus hidrologi yang tertutup (closed system diagran of the global hydrological cycle) (Toth, 1990). Pada siklus tersebut baik aliran air tanah yang ada bisa saja merupakan satu atau lebih dari sub sistem dan tidak lagi tertutup karenaadanya aliran air tanah yang merupakan masukan dan keluarandari luar bagian aliran air tanah tersebut. Begitu juga dengan aliran air permukaan yang tidak lagi tertutup karena aliran run-out/Aliran air tanah,kenaikan kapiler,perkolasi,aliran dasar/ baseflow ,aliran antara/ interflow,transpirasi ,kapiler, infiltrasi Air tanahButiran air dalam tanah (soil moisture), hujan, Penguapan Atmosfir,dan lain-lain (Lewin, 1985). Neraca air merupakan keseimbangan air yang terjadi dalam sistem hidrologi, yaitu antara jumlah masukan, keluaran dan perubahan kandungan air yang terdapat dalam sistem. (meteri mata kulaih PSDA) Parameter yang diperlukan dalam perhitungan neraca air meliputi jumlah curah hujan, evapotranspirasi nyata, limpasan air permukaan, dan jumlah air yang meresap ke dalam tanah (Dunne and Leopolp, 2003). Rumus umum neraca air yang dikemukakan oleh Dunne dan Leopolp dalam Dinas Pertambangan dan Energi (2003) sebagai berikut : R = Ri + E + P + ∆Sm + ∆Sg , dimana : R = Curah hujan rata-rata tahunan yang terjadi diatas basin (mm) , Ri = Air permukaan (run off) yang mengalir dibasin (mm) , E = Evapotranspirasi nyata (mm) P = Perkolasi dalam (mm) ∆Sm = Perubahan dalam cadangan kelengasan tanah (mm) ,∆Sg = Perubahan dalam cadangan air tanah / groundwater(mm) ( Dunne and Leopolp, 2003). Pergerakan Air Tanah adalah sebagai berikut : Air meresap ke dalam tanah dan mengalir mengikuti gaya garavitasi bumi. Akibat adanya gaya adhesi butiran tanah pada zona tidak jenuh air, menyebabkan pori-pori tanah terisi air dan udara dalam jumlah yang berbeda-beda. Setelah hujan, air bergerak kebawah melalui zona tidak jenuh air (zona aerasi). Sejumlah air beredar didalam tanah dan ditahan olehgaya-gaya kapiler pada pori-pori yang kecil atau tarikan molekuler di sekeliling partikel-partikel tanah. Bila kapasitas retensi dari tanah pada zona aerasi telah habis, air akan bergerak kebawah kedalam daerah dimana pori-pori tanah atau batuan terisi air. Air di dalam zona jenuh air ini disebut air tanah (Linsley dkk, 1989). Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap gerakan air bawah permukaan tanah antara lain adalah (Usmar dkk, 2006) : • Perbedaan kondisi energi di dalam air tanah itu sendiri • Kelulusan lapisan pembawa air (Permeabilty) • Keterusan (Transmissibility) • Kekentalan (viscosity) air tanah Air tanah memerlukan energi untuk dapat bergerak mengalir melalui ruang antar butir. Tenaga penggerak ini bersumber dari energi potensial. Energi potensial air tanah dicerminkan dari tinggi muka airnya (pizometric) pada tempat yang bersangkutan. Air tanah mengalir dari titik dengan energi potensial tinggi ke arah titik dengan energi potensial rendah. Antara titik-titik dengan energi potensial sama tidak terdapat pengaliran air tanah (Usmar dkk, 2006). Garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang sama energi potensialnya disebut garis kontur muka air tanah atau garis isohypse. Sepanjang garis kontur tersebut tidak terdapat aliran air tanah, karena arah aliran air tanah tegak lurus dengan garis kontur. Aliran air tanah tersebut secara umum bergerak dari daerah imbuh (recharge area) ke daerah luah (discharge area) dan dapat muncul ke permukaan secara alami maupun buatan (Usmar dkk, 2006). Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan jumlah ion carbonat dan bicarbonat yang mengikat logam golongan alkali tanah pada perairan tawar. Nilai ini menggambarkan kapasitas air untuk menetralkan asam, atau biasa juga diartikan sebagai kapasitas penyangga (buffer capacity) terhadap perubahan pH. Perairan mengandung alkalinitas ≥20 ppm menunjukkan bahwa perairan tersebut relatif stabil terhadap perubahan asam/basa sehingga kapasitas buffer atau basa lebih stabil. Selain bergantung pada pH, alkalinitas juga dipengaruhi oleh komposisi mineral, suhu, dan kekuatan ion. Nilai alkalinitas alami tidak pernah melebihi 500 mg/liter CaCO3. Perairan dengan nilai alkalinitas yang terlalu tinggi tidak terlalu disukai oleh organisme akuatik karena biasanya diikuti dengan nilai kesadahan yang tinggi atau kadar garam natrium yang tinggi (Usmar, 2009). Salah satu aplikasi atau penerapan dari Analisa Air ini adalah pada proses pengolahan air perkotaan. Pengolahan air perkotaan menggunakan proses soda dingin. Dengan menggunakan proses ini, kesadahan air dapat diturunkan sampai 35 ppm jika cukup peluang diberikan untuk berlangsungnya pengendapan. Salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi keadaan lewat-jenuh (supersaturasi) dalam proses gamping dingin soda ialah dengan mengkontakkan lumpur yang diendapkan sebelumnya. Bila lumpur ini dikenakan pada air yang belum diolah dan bahan kimia permukaannya, atau “benih” akan membantu terjadinya pengendapan. Hasilnya berupa reaksi yang lebih cepat dan lebih lengkap yang menghasilkan partikel yang lebih besar dan lebih mudah menguap. Peralatan yang dikembangkan untuk kontak ini, dibuat oleh Infileo, Inc, yang dinamakan Accelerator. Permutit Spaulding Precipitator mempunyai dua kompartemen, satu untuk mencampur dan mengaduk air mentah dengan bahan-bahan kimia pelunak dan lumpur yang sudah terbentuk sebelumnya, dan satu lagi untuk mengendapkan dan menyaring air yang telah dilunakkan pada waktu mengalir ke atas melalui liputan lumpur yang tersuspensi. Mesin seperti ini dapat mempersingkat sedimentasi dari 4 jam menjadi kurang dari 1 jam dan biasanya juga,mengurangi pemakaian bahan kimia (Usmar,2009). Kekuatan utama tehadap proses gamping dingin soda ialah besarnya volume lumpur basah yang terbentuk. Pembuangan lumpur ini merupakan masalah dan biayanya mahal. Permutit Spicator menggunakan presipitasi (pengendapan) sebagai katalis. Hal ini dapat mengurangi volume dan kandungan sisa air lumpur. Volumenya tinggi 12 persen dari proses yang konvensional dan limbah padat yang dihasilkan hampir mempunyai pasir basah saja.Deskripsi prosesnya sebagai berikut air umpan dengan kesadahan 376 ppm diaerasi kemudian disalurkan ke pelunak klasifikator bersama dengan alumunium sulfat, hidrat gamping, dan karbon aktif sehingga menghasilkan pengendapan. Air itu selanjutnya diproses di bak rekarbonasi yang hasilkan akan disalurkan ke filter pasir lalu dikloroinasi dengan kloroinator yang akhirnya menghasilkan air yang memiliki kesadahan sebesar 77 ppm (Usmar, 2009). (groundwater) juga selalu memberikan kontribusi (masukan) terhadap air sungai. Wilayah daratan yang seluruh airnya, baik yang diatas maupun di bawah permukaan masuk ke suatu sungai disebut drainage basin atau Daerah Aliran Sungai (DAS). Seluruh hujan yang terjadi di dalam suatu drainage basin, semua airnya akan mengisi sungai yang terdapat dalam DAS tersebut. Oleh sebab itu, areal DAS juga merupakan daerah tangkapan air hujan (catchment area)(Usmar, 2009). Air sungai mengalir di bawah pengaruh gaya berat (gravitasi), oleh karena itu, kederasannya tergantung pada gradient atau kemiringan lereng dasar sungai (Toth, 1990). Hidrologi adalah cabang geografi fisis yang berurusan dengan air di bumi,sorotan khusus pada properties, fenomena dan distribusi air di daratan. Khususnya mempelajari kejadian air di daratan ,diskripsi pengaruh bumi terhadap air , pengaruh fisik terhadap daratan dan mempelajari hubungan air dengan kehidupan di bumi. (Akromi, dan Subroto. 2002). Hidrologi mempelajari siklus air di alam raya. Siklus hidrologi atau siklus air meliputi kejadian-kejadian air menguap ke udara, kemudian mengembun dan menjadi hujan atau salju, masuk ke dalam tanah atau mengalir di atas permukaan tanah, lalu berkumpul di danau atau laut, menguap lagi dan seterusnya (Akromi, dan Subroto. 2002). Air merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat di alam secara berlimpah-limpah. Namun ketersediaan air yang memenuhi syarat bagi keperluan manusia relatif sedikit karena dibatasi oleh berbagai faktor. Air tawar yang tersedia selalu mengalami siklus hodrologi. Pergantian total air sungai berlangsung 18-20 tahun. Sedangkan pergantian uap air yang terdapat di atsmosfer berlangsung sekitar dua belas hari dan b-pergantian air tanah dalam membentuk waktu ratusan tahun (Seyhan Ersin, 2004). Warna air merupakan salah satu unsur dari parameter fisika terhadap standar persyaratan kualitas air (Seyhan Ersin, 2004). Warna perairan ditimbulkan oleh adanya bahan organic dan bahan anorganik, karena keberadaan plankton, hiumus, dan ion – ion logam misal besi dan mangan, serta bahan lainnya. Adanya oksida besi menyebabkan air berwarna kemerahan, sedangkan oksida mangan menyebabkan air berwarna kecoklattan atau kehitaman. Kadar besi sebanyak 0,3 mg/liter dan kadar mangan sebanyak 0,05 mg/liter sudah cukup dapat menimbulkan warna pada perairan (Sastroatmodjo, Dribadyo, dkk. 2000). Perairan alami tidak berwarna. Air dengan nilai warna lebih kecil dari 10 PtCo biasanya tidak memperlihatkan warna yang jelas. Air yang berasal dari rawa – rawa yang biasanya berwarna kuning kecoklatan hingga kehtaman memiliki warna sekitar 200 – 300 PtCo karena adanya asam humus (Sastroatmodjo, Dribadyo, dkk. 2000). Kisaran pH untuk budidaya algae antara 7-9 dalam kisaran yang optimal 8,2 - 8,7. Kegagalan dalam budidaya algae dapat disebabkan oleh kegagalan dalam mempertahankan pH media budidaya. Hal tersebut dapat diatasi dengan penggunaan aerasi (Sastroatmodjo, Dribadyo, dkk. 2000). Pada perairan danau, hewan yang paling umum mendominasi danau adalah hewan dari golongan hewan bertulang belakang (hewan vertebrata) yakni ikan. Ikan-ikan tersebut berada pada setiap lapisan perairan baik pada zona litoral dan zona limnetik. Hal ini di sebabkan oleh kemampuan gerak ikan. Biasanya ikan-ikan bergerak bebas antar zona litoral dan limnetik, akan tetapi bagian besar ikan-ikan meenghabiskan waktunya di derah litoral dan kebanyakan daei mereka berkembang biak di daerah tersebut (Soewato. 1991). Hidrologi mempelajari siklus air di alam raya. Siklus hidrologi atau siklus air meliputi kejadian-kejadian air menguap ke udara, kemudian mengembun dan menjadi hujan atau salju, masuk ke dalam tanah atau mengalir di atas permukaan tanah, lalu berkumpul di danau atau laut, menguap lagi dan seterusnya (Soewato, 1991). Tanah mempunyai peranan penting dalam siklus hidrologi. Kondisi tanah menentukan jumlah air yang masuk ke dalam tanah dan mengalir pada permukaan tanah. Besarnya jumlah aliran permukaan dan jumlah air yang dapat masuk ke dalam tanah akan menentukan jumlah air yang bermanfaat bagi manusia ataupun menentukan fluktuasi debit air di sungai yang terdapat pada suatu daerah penampungan (Subagyo, Sentut 2007). Air yang masuk ke dalam tanah sebahagian dimanfaatkan tanaman untuk membentuk bahan organik dalam proses fotosintesa, sebagian diluapkan melalui proses transpirasi. Air yang masuk dalam tanah dapat tertahan dalam tanah sebelum diserap oleh tanaman, atau bergerak ke atas melalui pipa kapiler kemudian menguap dari permukaan tanah, dapat juga terus bergerak sebagai air perkolasi yang tidak dapat dimanfaatkan tanaman, (Subagyo, Sentut 2007). Pergerakan air di bumi yang merupakan suatu sistem yang tertutup, yang berarti pergerakan air pada sistem tersebut selalu tetap berada pada sistemnya. Energi panas matahari dan faktor-faktor iklim lainnya menyebabkan terjadinya proses evaporasi pada permukaan vegetasi dan tanah, di laut dan badan-badan air lainnya. Uap air sebagai hasil proses evaporasi akan terbawa oleh angina melintasi daratan yang bergunung maupun pada daerah datar dan apabila keadaan atmosfer memungkinkan sebagian dari uap air tersebut akan terkondensasi dan turun sebagai air hujan (Subagyo, Sentut.2007). Air diperlukan oleh tanaman untuk mengangkut unsur-unsur hara dan zat-zat terlarut lain di dalam tanaman dan untuk produksi gula pada proses fotosintesis, darimana tanaman memperoleh energi untuk pertumbuhan dan menjadi dewasa. Sebagian besar air digunakan dalam proses transpirasi. Apabila air hilang ke dalam atmosfer melalui transpirasi melebihi dari air yang diserap tanaman dari tanah, maka air akan hilang dari sel-sel tanaman sehingga sel tanaman kehilangan tegangan turgor dan akhirnya tanaman menjadi layu.setiap gejala kelayuan pada tanaman dapat dijadikan petunjuk bahwa pertumbuhan tanaman akan terhenti. Pertumbuhan akan tergantung pada tegangan turgor yang memungkinkan sel-sel baru terbentuk (Suripin. 2002). Penguapan air dapat dibedakan ke dalam penguapan internal dan penguapan eksternal. Penguapan eksternal terjadi pada permukaan tanah (evaporasi) dan terjadi pada tanaman (transpirasi), sedangkan penguapan internal terjadi dalam pori-pori tanah (Suripin. 2002). Air yang mempunyai permukaan secara langsung berinfiltrasi kedalam tanah atau melintas diatas pemukaan tanah. Sebagian darinya, secara langsung atau setelah penyimpanan permukaan. Hilangnya dalam bentuk evaporasi yaitu proses dimana air menjadi uap, dan transpirasi yaitu proses dimana air menjadi uap melalui metabolisme tanaman (Seyhan Ersin, 2004). Perkiraan evaporasi dan transpirasi adalah sangat penting dalam pengkajian-pengkajian hidrometeorologi. Pengaruh langsung evaporasi dan evaportranspirasi dari air ataupun permukaan lahan yang benar adalah tidak mungkin pada saat ini. Akan tetapi, jika keragaman waktu evaporasi permukaan maka air bebas berbanding langsungdengan radiasi bersih, kita dapat mengharapkan nilai-nilai maksimum pada siang hari (Seyhan Ersin, 2004). Lebih dari 98 persen dari semua air (diduga sedikit lebih daripada 7 x 106 km3) di atas bumi tersembunyi di bawah permukaan dalam pori-pori batuan dan bahan-bahan butiran. Dua persen sisanya adalah apa yang kita lihat di danau, sungai dan reservoir. Separuh dari dua persen ini di simpan di reservoir buatan. Sembilan puluh delapan persen dari air di bawah permukaan (96 di luar 100 persen air total) disebut air tanah dan di gambarkan sebagai air yang terdapat pada bahan yang jenuh di bawah muka air tanah. Dua persen sisanya adalah lengas tanah pada mintakat tidak jenuh di atas muka air tanah (Seyhan Ersin, 2004). DAS adalah kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografi (igir pegunungan), kawasan tersebut menampung, menyimpan dan mengalirkan air melalui sistem sungai dan mengeluarkannya melalui titik tunggal (single outlet). Respon DAS terhadap hujan terdiri dari respon DAS pada limpasan langsung (Direct runoff) dan respon DAS pada aliran dasar (baseflow). (Seyhan Ersin, 2004) Jumlah air tanah yang membesar memainkan peranan penting dalam sirkulasi air alami. Bila kita menganggap bahwa presipitasi diagihkan secara sangat tidak merata, maka banyak sungai akan mengering tanpa suatu aliran dasar. Peranan air tanah di gambarkan dengan bagan-bagan aliran. Waktu rata-rata yang diperkirakan untuk suatu tetes hujan untuk berjalan dari hujan ke laut adalah sedikit lebih dari 400 tahun (Subagyo, Sentut.2007). Debit air limpasan adalah volume air hujan per satuan waktu yang tidak mengalami infiltrasi sehingga harus dialirkan melalui saluran drainase. Debit air limpasan terdiri dari tiga komponen yaitu Koefisien Run Off ( C ), Data Intensitas Curah Hujan (I), dan Catchment Area (Aca).Semakinpadatpenduduknya maka koefisien Run-Offnya akan semakin besar sehingga debit air yang harus dialirkan oleh saluran drainase tersebut akan semakin besar pula. (Subagyo, Sentut.2007) Air permukaan ( run Off) adalah bagian dari curah hujan yang mengalir di atas permukaan tanah menuju ke sungai, danau, dan lautan. Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah ada yang langsung masuk kedalam tanah atau di sebut air infiltrasi. Sebagian lagi tidak sempat masuk kedalam tanah dan oleh karenanya air mengalir di atas permukaan tanah ke tempat ke tempat yang lebih rendah. Ada juga bagian dari air hujan yang telah masuk ke dalam tanah, terutama pada tanah yang hampir atau telah jenuh, air tersebut keluar ke permukaan tanah lagi dan lalu mengalir ke bagian yang lebih rendah. Aliran air permukaan di sebut juga air larian atau limpasan. (Subagyo, Sentut.2007) Bagian penting dari air larian dalam kaitannya dengan rancangan membangun pengendali air larian adalah besarnya debit puncak (Q) atau debit air air yang tertinggi dan waktu tercapainya debit puncak, volume dan penyebaran air larian. Curah hujan yang jatuh terlebih dahulu memenuhi air untuk evaporasi, intersepsi, infiltrasi, dan mengisi cekungan tanah baru, kemudian air larian berlangsung ketika curah hujan melampaui laju infiltrasi ke dalam tanah. (Sastroatmodjo, Dribadyo, dkk. 2000) Semakin lama dan semakin tinggi intensitas hujan akan menghasilkan air larian semakin besar. Pada intensitas hujan yang terlalu tinggi dapat menghancurkan agregat tanah sehingga akan menutupi pori-pori tanah akibatnya menurunkan kapasitas infiltrasi. Volume air larian akan lebih besar pada hujan yang intensif dan tersebar merata di seluruh wilayah permukaan DAS. Di samping itu, ada faktor yang mempengaruhi volume air larian adalah bentuk dan ukuran DAS, topografi, geologi, dan tataguna lahan. (Sastroatmodjo, Dribadyo, dkk. 2000) Kerapatan daerah aliran (drainase) mempengaruhi kerapatan air larian, di mana kerapatan daerah aliran adalah jumlah dari semua saluran air / sungai (km) di bagi luas DAS(km2). Makin tinggi kerapatan daerah aliran makin besar kecepatan air larian sehingga debit puncak tercapai dalam waktu yang cepat. Vegetasi dapat menghalangi jalannya air larian dan memperbesar jumlah air infiltrasi dan masuk ke dalam tanah. (Akromi, dan Subroto. 2002) Akifer ditemukan pada sejumlah lokasi. defositr glacial, pasir, kerikil, kipas alluvial, dataran banjir. merupakan sumber air yang sangat baik. pada suatu alkifer, air tanah menempati lubang batuan yang dikenal sebagai Pori, patahan, maupun lubang yang besar. Lubaang-lubang yang besar merupakan ciri formasi batu kapur berupa pori yang berukuran kapiler. Aliran melalui pori adalah laminar. Kapasitas penyimpanan/cadangan air suatu bahan ditujukan dengan porositas (Akromi, dan Subroto. 2002). Bila muka air tanah cukup tinggi dibandung permukaan air sungai, air tanah muncul sebagai rembesan atau mata air. Aliran dasar inilah yang biasanya memelihara aliran sungai dalam DAS sewaktu periode musim kemarau (Akromi, dan Subroto. 2002). Kebanyakan air tanah berasal dari air hujan yang meresap, dan perlahan-lahan mengalir ke laut, atau mengalir lengsung dalam tanah dan bergabung dengan air sungai. banyaknya air yang meresap ketanaha bergantung pada waktu dan ruang, kecuraman lereng, kondisi material, permukaan tanah serta banyaknya vegetasi juga bcura hujan. meskipun curah hujan besar tetapi lerengnya curam, ditutupi mineral impermiabel, persentase air megalir dipermukaan lebih banyak daripada meresap kebawah. begitupun sebaliknya sebagian air yang meresap tidak bergerak jauh karena tertahan oleh daya tarik molekuler sebagai lapisan pada butiran-butiran tanah (Soewato,1991). Presipitasi adalah istilah umum untuk semua bentuk hasil kondensasi uap air yang terkandung di atmosfer. Uap air selalu ada diatmosfer meslipun udara tak berawan. Presipitasi selalu trejadi jika ada pendinginan udara sehingga menyebabkan kondensasi. Hujan yang jatuh di atas hutan ada sebagian yang dapat jatuh langsung di lantai hutan melalui sela-sela tahuk, bagian hujan ini di sebut throughfall. Simpanan intersepsi ada batasnya, kelebihannya akan segera tetes sebagai Crown Drip (Soewato, 1991). Karena perkembangan yang begitu cepat, hidrologi telah menjadi dasar dari pengelolaan sumber daya-sumber daya air rumah tanggayang merupakan pengembangan dan penggunaan sumber daya-sumber daya air secara terencana. Banyak proyek di dunia (rekayasa air, irigasi,pengendalian banjir, drainase, tenaga air dan lain-lain) dilakukan dengan terlebih dahulu mengadakan survey kondisi-kondisi hidrologi yang cukup. Survey-survey tersebut meliputi prosedur-prosedur pengumpulan data dilapangan sampai pemrosesan daya dan karena itu menghasilkan data sesuaidengan tujuan yang telah direncanakan.Air cair yang diterima pada permukaan bumi akhirnya, jika permukaannya tidak kedap air, dapat bergerak ke dalam tanah dengan gaya gerak kapiler dan gaya gravitasi dalam suatu aliran yang disebut infiltrasi. Konsep infiltrasi ini relatif baru, namun banyak kemajuan di dalam pengertian dan penentuan telah dicapai pada tahun-tahun terakhir ini. (Soewato, 1991) Kebanyakan air tanah berasal dari air hujan yang meresap, dan perlahan-lahan mengalir ke laut, atau mengalir lengsung dalam tanah dan bergabung dengan air sungai. banyaknya air yang meresap ketanahan bergantung pada waktu dan ruang, kecuraman lereng, kondisi material, permukaan tanah serta banyaknya vegetasi juga bcura hujan. meskipun curah hujan besar tetapi lerengnya curam, ditutupi mineral impermiabel, persentase air megalir dipermukaan lebih banyak daripada meresap kebawah. begitupun sebaliknya sebagian air yang meresap tidak bergerak jauh karena tertahan oleh daya tarik molekuler sebagai lapisan pada butiran-butiran tanah. (Suripin, 2002) Pada suatu akifer, air tanah menempati lubang batuan yang dikenal sebagai pori (atau celah suatu klasifikasi celah yang baik disajikan oleh Ward, 1967). Patahan maupun lubang yang besar. Retakan mungkin terdapat dalam batuan kristalin maupun batuan padat dan mungkinmmepunyai ukuran kapiler maupun super kapiler. Air yang disimpan dalam retakan disebut air celah dan air retakan. Lubang-lubang yang besar merupakan ciri formasi batu kapur dan kadangkala batuan gunung api. Kalau air yang melalui retakan adalah sebagaian besar laminar dan sebagian turbelen, aliran air melalui lubang-lubang yang besar adalah turbulen (Suripin, 2002). BAB III BAHAN DAN METODA 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum lapangan ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 2 Juni 2014 yang bertempat di Danau Maninjau Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Praktikum lapangan dilaksanakan satu hari. 3.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum lapangan ini adalah aquadest, SI (digunakan untuk mengukur konsentrasi rendah),wadah (tempat sampel), standar colour silika 0-20, 0-200, pipet ukuran 0,2 dan 2, dan sampel yang diambil dari tiga titik yang berbeda. 3.3 Cara Kerja Cara kerjapada praktikum kali ini adalah pipet ukuran 0,2 dibersihkan dengan air sekunder, wadah dibersihkan dengan air sekunder. Lalu dimasukkan air sekunder satu sedotan ke dalam wadah, kemudian diletakkan di SI (netralkan 0), kemudian dikeluarkan, masukkan K-I 2 tetes, di kocok tiga kali, tunggu selama 3 menit, setelah itu dibuka lalu ditambahkan K-II sebanyak satu tetes, dikocok lalu ditunggu 30 detik. Kemudian dimasukkan ke sedotan dan dikocok. Kemudian diletakkan ke dalam wadah kembali. Disamakan ke standar color warna apa yang terjadi. Kemudian diletakkan ke pengukuran SI tunggu selama 5 menit. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Kandungan zat Air yang masuk ke danau Maninjau Air yang keluar dari danau maninjau Kandungan SiO2 50 silikat 26 silikat 4.2 Pembahasan Berdasarkan praktikum yang dilakukan didaerah sekitar Danau Maninjau. Dalam praktikum lapangan kali ini kita mengambil beberapa sampel air di sekitar danau tersebut. Setelah dilakukan pengujian silika pada beberapa sampel air tersebut ternyata didapatkan kandungan silika yang berbeda-beda pada setiap sampel air. Kandungan zat yang terdapat yaitu terutama silika (SiO2) yang terdapat di danau maninjau tinggi, air yang masuk kedalamdanau maninjau mengandung 50 silika sedangkan air yang keluar dari danau maninjau sebanyak 26 silika. Dimana air yang masuk kedalam danau mengandung banyak silika, hal ini disebabkan karena air disekeliling danau masih belum diganggu atau belum dicemarkan oleh mikroorganisme yang berada didalam danau. Setelah masuk kedanau ternyata kandungan silika tersebut digunakan oleh algae atau ganggang dan mikroorganisme sebagai cadangan makanan. Dan ternyata kandungan silika ini dapat menimbulkan efek pencemaran danau karena ternyata semakin banyaknya kandungan silika dalam air juga dapat menimbulkan kematian pada ganggang atau mikroorganisme yang berada didalam danau sehingga terjadi pencemaran didanau dan dapat juga mengganggu populasi ikan-ikan yang berada didalam danau. Sehingga kandungan silika yang keluar dari danau tersebut berkurang. Air diperlukan oleh tanaman untuk mengangkut unsur-unsur hara dan zat-zat terlarut lain di dalam tanaman dan untuk produksi gula pada proses fotosintesis, darimana tanaman memperoleh energi untuk pertumbuhan dan menjadi dewasa. Sebagian besar air digunakan dalam proses transpirasi. Apabila air hilang ke dalam atmosfer melalui transpirasi melebihi dari air yang diserap tanaman dari tanah, maka air akan hilang dari sel-sel tanaman sehingga sel tanaman kehilangan tegangan turgor dan akhirnya tanaman menjadi layu.setiap gejala kelayuan pada tanaman dapat dijadikan petunjuk bahwa pertumbuhan tanaman akan terhenti. Pertumbuhan akan tergantung pada tegangan turgor yang memungkinkan sel-sel baru terbentuk. Analisa air termasuk ke dalam kimia analisa kuantitatif karena menentukan kadar suatu zat dalam campuran zat-zat lain. Prinsip analisa air yang digunakan adalah prinsip titrasi dan metode yang digunakan adalah metode indikator warna dan secara umum termasuk ke dalam analisa volumetrik. Air yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah ditemukan dalam keadaan murni. Biasanya air tersebut mengandung zat-zat kimia dalam kadar tertentu, baik zat-zat kimia anorganik maupun zat-zat kimia organik. Apabila kandungan zat-zat kimia tersebut terlalu banyak jumlahnya didalam air, air tersebut dapat menjadi sumber bencana yang dapat merugikan kelangsungan hidup semua makhluk sekitarnya. Kini dengan adanya pencemaran-pencemaran air oleh pabrik maupun rumah tangga, kandungan zat-zat kimia di dalam air semakin meningkat dan pada akhirnya kualitas air tersebut menurun. Oleh karena itu, diperlukan analisa air untuk menentukan dan menghitung zat-zat kimia yang terkandung di dalam air sehingga dapat diketahui air tersebut membahayakan kesehatan, layak tidaknya dikonsumsi maupun sudah tercemar atau belum. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum lapangan ini adalah kandungan zat yaitu terutama SiO2 yang terdapat di danau maninjau tinggi, air yang masuk kedalam danau maninjau mengandung 50 silikat sedangkan air yang keluar dari danau maninjau sebanyak 26 silikat. Ini mungkin disebabkan oleh prilaku masyarakat terhadap pengelolaan air danau yang tidak tepat. Faktor yang mempengaruhi adanya sumber mata air adalah pelarutan batu gamping, pola pelapisan batuan, vegetasi, iklim, jenis batuan, geologi, morfologi, tanah dan aktivitas manusia. Mungkin juga karena pengaruh tanaman alga yang memakan silika tersebut sehingga silika air yamg keluar di danau lebih kecil dibandingkan silika yang masuk ke dalam air danau. Debit aliran sungai (Q) adalah jumlah air yang mengalir melalui tampang lintang sungai tiap satu satuan waktu yang dinyatakan dalam meter kubik per detik (m³/s). Suhu pada suatu perairan dipengaruhi oleh oleh musim, lintang (latitude), ketinggian dari permukaan (altitude), kedalaman badan air, komposisi substrat, kekeruhan, dan cahaya. Suhu berpengaruh pada secara langsung terhadap proses perombakan bahan organik. Hidrologi mempelajari siklus air di alam raya. Siklus hidrologi atau siklus air meliputi kejadian-kejadian air menguap ke udara, kemudian mengembun dan menjadi hujan atau salju, masuk ke dalam tanah atau mengalir di atas permukaan tanah, lalu berkumpul di danau atau laut, menguap lagi dan seterusnya. 5.2 Saran Sebaiknya dalam melakukan praktek lapang apapun diharapkan kepada para teman agar lebih memperhatikan dan lebih teliti dalam malakukan pengukuran dan pengambilan data agar nantinya dalam pembuatan laporan tidak mengalami kesulitan. DAFTAR PUSTAKA Akromi, dan Subroto. 2002. Pengantar Hidrologi . Jakarta : Gramedia Dunne and Leopolp. 2003. Metode Pengukuran Debit Aliran. Bandung : Institut Teknologi Bandung Lewin. 1985. Dasar Dasar Hidrologi. Yogyakarta. Fakultas Kehutanan UGM Linsley dkk. 1989. Hidrologi Dasar. Program Pascasarjana UGM,Yogyakarta Mori,dkk. 1999. Pengantar Hidrologi . Jakarta : Gramedia Sastroatmodjo, Dribadyo, dkk. 2000. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Seyhan Ersin. 2004. Dasar-Dasar Hidrologi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press Soewato. 1991. Hidrologi . Bandung : Nova bandung. Subagyo, Sentut. 2007. Dasar-Dasar Hidrologi . Yogyakarta : Fakultas Kehutanan Universitas Gadja Mada. Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta : Andi Off Set. Toth, 1990. Hidrologi Dasar. Jakarta : PT Gramedia Usmar,dkk. 2006. Monitoring Air di Daerah Aliran Sungai . Bogor : World Agroforestry Centre - Southeast Asia Regional Office. 104 p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar